Ash

Menjadi bagian dalam pembuktian bahwa Islam adalah Rahmatan lil Alamin

Membuat SIM di Jepang

9 Comments

Bismillahirrahmanirrahim,

Saya akan berbagi pengalaman saya proses membuat SIM mobil di Jepang, khususnya di Ibaraki, beserta suka dukanya. Semoga pengalaman ini bisa menjadi referensi bagi kawan kawan sekalian yang sedang mempertimbangkan untuk membuat SIM disini, supaya tidak salah langkah dan menghabiskan banyak waktu di proses yang tidak perlu.

Seperti yang sudah kita ketahui, SIM adalah surat izin mengemudi kendaraan. Di Jepang ataupun Indonesia sama sama membutuhkan SIM untuk nyetir kendaraan. Untuk kendaraan mobil biasa, di Indonesia namanya SIM A, klo di Jepang disebutnya futsusha unten menkyousho 普通車運転免証 atau masuk ke kategori futsu isshu menkyou 普通一種免許. Adapun untuk motor, di Jepang terbagi 3 jenis yaitu motor dibawah 50 cc, 50-400cc, dan diatasnya. (Sebenarnya mobil dibagi ke banyak jenis juga sich, terutama untuk yang ukurannya besar seperti truk). Pada tulisan ini, saya hanya akan bahas SIM mobil, mobil biasa yang bisa mengangkut penumpang sampai 10 orang dan hanya untuk keperluan pribadi bukan bisnis travel atau mengemudi taksi (karena ini masuknya (普通二種免許).

Membuat SIM mobil di Jepang untuk orang Indonesia seperti kita ada 3 cara, yaitu jalur umum, jalur sekolah, dan jalur konversi. Saya hanya akan bahas sekilas saja tentang jalur sekolah karena saya tidak ikut, dan untuk jalur konversi serta jalur umum akan saya bahas lebih detail karena saya sudah mencoba keduanya.

1. Jalur Sekolah (自動車学校)

Jalur ini (jalur gakkou) adalah jalur paling favorit bagi warga Jepang. Hal ini karena melalui sekolah kita diajarkan segala hal teori dan praktek tentang mengemudi kendaraan dari nol. Setiap kali saya mengambil test tulis SIM, bagian peserta dari gakkou selalu ramai. Hitungan kasar saya adalah, dari 20 kolom tempat duduk untuk semua jenis SIM, dimana kolom untuk yang dari sekolah itu kolom 11-20, satu kolomnya bisa berisi 60 orang, yang mana kolom bagian sekolah selalu full sedangkan kolom SIM lain setengahnya pun gak terisi, maka sekitar 80% peserta ujian SIM adalah dari jalur Sekolah.

Kelebihan paling utama mengikuti jalur ini adalah kita diajarkan teori dan praktik mengemudi yang betul berdasarkan aturan Jepang. Kalau lewat jalur lain, kita harus luangkan waktu untuk belajar mandiri teorinya, yang mana bisa salah persepsi dibandingkan dengan pengalaman di Indonesia. Selain itu, kelebihan lainnya adalah ujian praktek mengemudi dilakukan di gakkou, bukan di menkyo senta. Jadi pengujinya adalah orang gakkou (mungkin pengujinya relatif tidak strict? Entahlah) dan jadwalnya relatif lebih flexible dibandingkan harus antri di menkyo senta. Di menkyo senta hanya ujian teori saja.

Menurut saya kekurangan dari jalur ini adalah kita harus menyiapkan uang yang banyak dan waktu yang tidak sedikit untuk balajar. Biaya sekolah berkisar ¥280,000 – ¥350,000. Biaya ini adalah biaya untuk belajar teori sekitar 28 modul (jam) dan praktek sekitar 30 jam. Adapun biaya lain seperti ujian SIM, tambahan jam latihan, dan biaya lainnya tidak termasuk. Dan yang sudah disebutkan barusan, kita butuh setidaknya 58 jam untuk belajar, dimana kalo kita bisa ambil jam di hari kerja, maka seluruh modul bisa selesai sekitar 1 bulan, tapi jika kita hanya bisa weekend, maka membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikan seluruh programnya sampai dapat sim.

Berikut adalah contoh alur penjelasan membuat SIM apabila melalui sekolah: https://hitachinaka-ds.co.jp/guidance/g_02.html

Saya yang sudah punya pengalaman menyetir lebih dari 10 tahun, dan waktu itu cukup pede untuk bisa mengambil SIM dengan cepat lewat jalur lain, tidak rela klo harus mengeluarkan uang sebesar itu dan waktu belajar yang terlalu lama seperti itu, tapi.. cek aja tulisan saya dibawah ini nanti, hehe..

2. Jalur Konversi (外免切替)

Membuat SIM jalur konversi (jalur kirikae) adalah jalur favorit bagi orang asing karena lebih mudah, murah, dan cepat prosesnya. Hanya saja ada syarat dan ketentuan bagi kita yang ingin mengkonversi SIM Indonesia menjadi SIM jepang. Syarat dan ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. SIM Indonesia kita saat melakukan proses konversi harus dalam keadaan aktif, dengan kata lain masa berlakunya belum habis.
  2. Umur SIM Indonesia kita lebih dari 3 bulan. Terkait ini, akan saya bahas lebih detail lagi dibawah nanti.
  3. Memiliki Juminhyo dan Zairyukaado, dengan kata lain visa izin tinggal di Jepang, tidak bisa turis.
  4. Membawa passport kita.
  5. Memiliki terjemahan SIM Indonesia dalam bahasa Jepang. Ini tidak bisa diterjemahkan sendiri, tapi bisa minta ke JAF dengan bayar ¥3,000.
  6. Dan syarat lainnya seperti pasfoto 2 lembar, formulir, dan uang pendaftaran dan ujian.
  7. Syarat tambahan bagi yang SIM nya pernah diperpanjang: Surat keterangan riwayat SIM dari kepolisian Indonesia dan dilegalisir KBRI (English, pakai translasi Japanese juga boleh).

Silahkan cek disini untuk lebih detail, bisa english juga: https://www.pref.ibaraki.jp/kenkei/a03_license/exam/gaimen.html

Untuk jalur konversi ini, kita hanya akan diminta ujian teori dengan menjawab 10 pertanyaan, dan harus betul >7 (saya lupa). Jadi ujuan teorinya sangat mudah untuk dihadapi. Hanya saja, ujian prakteknya cukup sulit, dimana kita harus bisa mengemudi kendaraan di arena ujian sesuai dengan cara mengemudi di Jepang, tidak bisa loh kita pakai kebiasaaan nyetir kita di Indonesia. Lulus ujian praktek ini, baru kita dapat SIM betulan di Jepang. Satu catatan untuk kita: Ketika mendaftar melalui proses ini, kita akan di wawancara saat mengumpulkan berkas. Disana mereka ingin tahu bagaimana cara kita belajar menyetir di Indonesia. Jadi, bagi anda anda sekalian yang bikin SIM di Indonesia pake nembak, plis jangan malu-maluin ketika menjawab proses wawancara ini.. wkwkwk.. Saya sich ikut les nyetir di Indonesia, jadi bisa menjawab wawancara ini dengan mudah.

Pengalaman saya mencoba mengubah SIM melalui jalur konversi ini sebenarnya kandas di tahap dokumen. Hal ini karena saya dianggap tidak memenuhi syarat umur SIM diatas, atau dengan kata lain saat SIM kita dibuat sampai saat kita melakukan proses konversi, total waktu kita berada di Indonesia harus lebih dari 3 bulan. (dalem hati, klo emang gak layak, ngapain lo pake wawancara segala..). Jadi begini terkait syarat nomor 2 diatas. Ada beberapa kemungkinan terkait status SIM kita:

  1. Anda buat SIM tanggal X di Indonesia dan menetap tidak keluar negeri sedikitpun. Kemudian mendarat di jepang pada >= X + 3 bulan 1 hari. Maka anda dianggap memenuhi syarat umur SIM 3 bulan.
  2. Anda buat SIM tanggal X di Indonesia. Anda melanglang buana ke luar negeri termasuk Jepang. Anda baru konversi SIM setelah tinggal di Jepang beberapa waktu lamanya. Maka umur SIM dihitung hanya ketika kita berada di Indonesia saja. Hal ini dibuktikan dari cap keluar masuk yang ada di passport kita. Mereka akan hitung ini dengan detail, tapi klo kita mau berbaik hati merangkum tanggal2 cap ini di satu lembar dokumen, maka akan sangat memudahkan mereka supaya cepat pengecekannya.
  3. Anda buat SIM pertama kali tanggal X. Kemudian SIM diperpanjang sebelum masa berlaku habis menjadi SIM baru yang dicetak di tanggal Y. Maka umur SIM anda dihitung dari tanggal X sampai anda keluar dari Indonesia masuk ke Jepang. Klo anda sudah sampai perpanjang SIM di Indonesia, biasanya sich anda sudah tinggal lebih dari 3 bulan, kecuali anda super sibuk yang kerjaannya keluar negeri terus.
  4. Anda buat SIM pertama kali tanggal X. Kemudian SIM habis masa berlaku dan anda bikin baru SIM di tanggal Y, dimana Y > X + 5 tahun. Maka umur SIM anda dihitung dari tanggal Y sampai anda keluar dari Indonesia masuk ke Jepang.

Bisa dipahami? Yup, saya kandas karena SIM saya berada di status nomor 4, dan tidak bisa diakui sebagai status nomor 3, yang mana umurnya jadi kurang dari 3 bulan..

Pangalaman saya bikin SIM lewat jalur kirikae

Jadi pertama kali saya coba kirikae itu tahun 2018. Saya daftar seperti biasa dari aplikasi sampai wawancara. Saat itu dia bilang, “SIM ini (SIM lama saya) bagaimana cara kami verifikasi bahwa ini kamu? ini nomor SIM nya juga berbeda. Kami tidak bisa pakai data SIM ini, jadi hanya dilihat dari SIM yang ini (SIM yang aktif)”. Walhasil, gagal lah status SIM nomor 3 karena SIM saya yang aktif baru bikin lagi ketika liburan ke Indonesia. Jadi, JAF hanya mau translate SIM kita yang masih AKTIF, bukan yang sudah habis masa berlaku, waktu minta translate ke JAF, saya bawa SIM saya semuanya soalnya.

Menunggu liburan lagi ke Indonesia tahun, akhirnya saya buat surat keterangan riwayat SIM ke Polsek Depok. Surat ini bisa didapatkan GRATIS klo jalur mintanya bener, wkwk. Di surat itu ditulislah tanggal saya buat SIM pertama kali beserta masa berlakunya. Kemudian ditulislah sampai SIM terbaru saya tanggal buat dan masa berlakunya. Dijelaskan bahwa SIM ini adalah orang yang sama. Sekian.

Tahun 2019 saya coba lagi kirikae dengan membawa dokumen tambahan, yaitu surat keterangan riwayat SIM, yang juga sudah dilengkapi dengan legalisir KBRI Tokyo. Saya daftar lagi dari aplikasi sampai wawancara. Kemudian mereka bilang begini, “Lho, kamu kan yang dulu sudah pernah daftar kan? kan kami sudah bilang kalo tidak bisa kirikae?”. Saya cukup terkesima karena sepertinya mereka punya database yang rapi. Tapi saya dengan pede menjawab, “Ya, saat itu kan anda bilang klo SIM saya tidak bisa diverifikasi. Ini saya bawa dokumen untuk memverifikasi bahwa kedua SIM yang nomornya beda ini adalah saya”. Setelah mereka lihat lihat dokumen riwayat SIM saya, yang mengejukan saya adalah mereka jawab begini, “Lho, ini kan kamu SIM nya mati di tanggal M, kemudian kamu buat lagi SIM di tanggal N (N > M), ini tidak bisa disebut perpanjang. Ini namanya SIM nya sudah mati, jadi kami tidak bisa lihat data di SIM ini, SIM ini tidak NYAMBUNG”. WHAATT? mulailah saya protes2 disini, katanya kemaren tidak bisa verifikasi, ini saya bawa dokumen untuk verifikasi, sekarang bilangnya karena tanggal. Jadi gimana harusnya? ini kan namanya sama, tanggal lahir sama, orangnya sama, kenapa jadi GAK BISA? Akhirnya si petugas ngomong ke petugas sebelahnya memastikan, dan datanglah dua petugas itu ke saya ngomong, dan mereka ngomongnya baik-baik sich. Mereka bilang lagi klo tanggalnya udah mati, jadi ini tidak bisa nyambung dengan SIM barunya. Terus dia bilang klo SIM baru saya umurnya baru 1 bulan. Jadi intinya adalah gak bisa. Mereka bilang, “これはルールだから”. Saya inget banget cerita cerita temen saya di Tokyo, klo salah-satu diantara mereka ada yang pernah SIM nya mati dan bikin surat riwayat SIM, tetep bisa kirikae (Tapi bukan di Ibaraki). Tadinya mau saya angkat cerita ini, tapi khawatir ini beneran aturannya kayak gitu, dan nanti malah jadi masalah buat temen saya, akhirnya saya simpan cerita ini..

Kesal dengan peristiwa ini, akhirnya saya pulang. (tapi gak pake drama banting2 kertas kok, wkwkw). Trus di lain waktu saya tanya ke temen saya yang waktu itu katanya bisa, saya tanya lagi beneran mati kan SIM nya? tanggalnya habis baru bikin baru lagi? dia bilang iya. Jadi saya menyimpulkan untuk sementara ini, klo rule di Ibaraki mereka perketat untuk orang asing, jadi gak diakui SIM lama kita klo tanggalnya sudah habis. Saya gak tau apa memang rule ini berlaku se-Jepang, atau memang ada petugas yang baik hati aja ignore masalah tanggal, atau saat itu petuganya salah lihat tanggal SIM temen saya aja.. Terserah aja lah gak mau terlalu ambil pusing ama hal ini, toh saya gak akan bisa bikin SIM diluar ibaraki selama tinggalnya di Ibaraki (kecuali ada alasan khusus yang tidak akan saya bahas disini).

Kandas dengan proses kirikae 2x, maka pilihan yang akhirnya mau saya coba selanjutnya adalah melalui jalur umum.

3. Jalur Umum (普通一種一般試験)

Nah ini adalah jalur normal buat SIM di Jepang. Biasa disebut sebagai 一発試験 (ippatsu shiken). Setelah kesel dengan proses bikin sebelumnya dan awalnya agak males mau buat SIM, tapi karena kehidupan mulai terasa repot bener gak pake mobil, akhirnya saya pertimbangkan bikin SIM lewat jalur umum ini. Jalur ini lebih sulit karena ujiannya dua kali, mesti cuti karena cuma bisa hari kerja, dan karena corona, ujian prakteknya kalau gagal harus booking dulu yang waktunya paling cepat 2 bulan kemudian, tapi secara keseluruhan biaya jauh lebih murah dibandingkan lewat jalur sekolah.

Alur proses membuat SIM dengan jalur umum adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan persyaratan dan formulir aplikasi.
  2. Ujian teori 50 soal. 仮免許学科試験。
  3. Ujian praktek di arena nyetir. 仮免許技能試験。
  4. Dapat SIM sementara. 仮免許。
  5. Latihan nyetir di jalan raya dengan syarat tertentu.
  6. Ujian teori lagi 100 soal. 本学科試験。
  7. Ujian praktek di jalan raya. 本技能試験
  8. Ikut training emergency dan nyetir di jalan tol. 取得時講習。
  9. Dapat SIM betulan.

Bisa dibayangkan betapa panjang prosesnya klo bikin SIM dengan jalur umum. Sepinter pinternya kita, semahir-mahirnya kita menyetir dengan cara menyetir orang Jepang, semua proses ini gak akan bisa diselesaikan dalam waktu 1 hari. Padahal namanya ippatsu tapi 全然一発合格できるわけじゃない. wkwkw

Pertama kita siapkan seluruh dokumen yang diminta. Tidak banyak kok, cuma diminta pasfoto 2 lembar, juminhyo, zairyukaado, formulir aplikasi, dan biaya ¥2,900. Kemudian datang ke Menkyou Senta di hari senin, selasa, atau jumat pagi jam 08:30 ~ 10:00 (untuk Ibaraki). Kemudian hari itu juga kita ujian teori 50 soal. Satu soal nilainya 2 point, dimana kita harus betul 45 dari 50 soal ini, dan soalnya tricky, wkwkwk. Kalau ujian teori lulus, maka siangnya kita ujian praktek di arena, dan tambah bayar ¥1,450. Kalau ini lulus juga, maka kita akan dapat SIM sementara 仮免許, dana bayar ¥1,150 untuk biaya cetak. Setelah dapat SIM sementara, maka selesai proses nomor 1-4 di hari itu.

Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah proses nomor 5 yaitu latihan di jalan raya dengan syarat tertentu. Syarat tersebut adalah:

  1. Latihan sebanyak minimal 5 kali, dimana setiap kali latihan minimal 2 jam.
  2. Ketika latihan, harus ditemani orang yang sudah punya pengalaman (SIM Jepang) menyetir selama 3 tahun.
  3. Orang yang punya pengalaman itu SIM nya harus diatas SIM yang sedang kita daftar levelnya. Maksudnya adalah, kalau anda buat SIM manual, maka yang menemani anda harus orang yang sudah pengalaman SIM manual selama 3 tahun, tidak bisa orang yang SIM nya automatic.
  4. Ketika latihan, di mobil harus ditempel magnet, 仮免許練習中, depan belakang. Bisa dibeli di amazon.
  5. Syarat yang tidak kalah penting: Total latihan yang disebutkan di syarat nomor 1 ini, harus didapatkan dalam waktu kurang dari atau sama dengan 3 bulan di hari kita ikut ujian teori 100 soal atau ujian ulang praktek di jalan raya. (Saya akan jelaskan lebih detail nanti)

Persyaratan dokumen lebih lengkap dapat dilihat disini: https://www.pref.ibaraki.jp/kenkei/a03_license/exam/karimen.html

Selesai dengan proses nomor 5, maka kita ke tempat ujian lagi untuk ujian sebenarnya (本試験). Disini kita akan ujian teori 100 soal dan harus betul 90, lebih sulit lagi soalnya, wkwkwk.. Biaya ujian pagi hari adalah ¥2,550. Kalau kita lulus, maka siangnya kita akan ujian praktek di jalan raya. Biayanya adalah ¥800. Kalau ini lulus juga, maka selamat karena proses buat SIM yang paling memberatkan sudah selesai. Kita akan foto SIM disini dan bayar lagi ¥2,050 untuk biaya cetak. Hanya saja, kita baru selesai di proses nomor 7, kita masih harus ke proses nomor 8 yaitu ikut training di sekolah mengemudi mana saja. Training ini kita yang harus telpon dan booking sendiri seluruh prosesnya. Biayanya bervariasi tergantung tempat, kalo saya kemarin biayanya adalah ¥15,000. Setelah dapat sertifikat lulus training, maka kita bisa ambil SIM kita di kepolisian terdekat di kota kita. Yang perlu diketahui adalah, paling cepat kita baru bisa ambil SIM kita sekitar 2 minggu setelah lulus ujian praktek, di proses nomor 7 tadi. Ambil SIM gratis. Selesailah segala proses pembuatannya.

Pengalaman saya bikin SIM lewat ippatsu shiken

Pengalamannya saya sejujurnya sangat bermanfaat seperti obat tapi cukup pahit, bahkan klo boleh menyimpulkan, saya sarankan aja ikut gakkou daripada ippatsu shiken, wkwkwk. Secara singkat, proses saya buat SIM mencapai 1 tahun 5 bulan, dimana total uang yang saya keluarkan sekitar ¥120,000, dengan total cuti yang saya ambil untuk ujian, latihan nyetir, dll sekitar 19 hari. Walaupun capek waktu dan mental, setidaknya saya keluar biaya lebih murah dibandingkan ikut sekolah.

Kalo mesti diceritain semua kayaknya bakal kepanjangan, wkwkwk.. Pengalaman saya singkatnya adalah sebagai berikut:

  1. Proses ujian SIM sementara part 1 = 6 bulan (Teori 3x praktek 2x).
  2. Proses ujian SIM sementara part 2 = 3 bulan (Teori 2x praktek 2x).
  3. Dapat SIM sementara.
  4. Proses latihan di jalan raya = 1 bulan++.
  5. Proses ujian SIM betulan teori = 1 bulan. (Teori 3x).
  6. Proses ujian SIM betulan praktek = 5 bulan (Praktek 3x).
  7. Proses mencari tempat training = 1 bulan.
  8. Dapat SIM betulan.

Cerita detailnya adalah sebagai berikut:

Proses ujian SIM sementara part 1:

Awal mula saya daftar ujian adalah bulan Juni 2020. Disini saya ikut ujian teori 50 soal. Soalnya bahasa Inggris, karena saya gak pede sama kanji. Pengumuman lulus atau enggak di papan digital, udah kayak pengumuman pemenang lomba. Ada yang histeris bahagia, tidak sedikit juga yang mengeluh kesah karena tidak lulus. Sesuatu banget lah papan pengumuman ini. Ujian pertama saya dapat nilai 80, syarat lulus adalah 90 atau lebih. Gak terlalu kecewa sich karena namanya juga first try, malah ngerasa lebay amat sich orang Jepang gak lulus pake kecewa sedih gitu.. Minggu depan saya ujian lagi dan dapet nilai 88. Rasanya nyesek karena hampir lulus. Disini saya baru memahami perasaan mereka yang saya pikir lebay itu. memang nyesek sich.. Akhirnya minggu depan saya ujian lagi dan alhamdulillah lulus, tapi gak pake histeris sich, wkwk.. Masa berlaku status kelulusan ujian teori saya adalah sampai Desember 2020. Sampai bulan ini, saya harus lulus ujian praktek, kalau tidak maka statusnya hangus dan harus ujian teori 50 soal lagi dari awal. hahaha..

Kemudian saya ujian praktek yang pertama kali dan tidak lulus. Yaah, namanya juga first try ujian praktek, wajar lah.. Saya dapat banyak feedback dari pengujinya. Nah yang saya tidak menyangka adalah, karena sekarang sedang pandemi, akhirnya ujian praktek ulang itu sistemnya adalah booking. Wah, padahal dulu bisa dateng kapan aja asal sesuai jadwalnya (senin, selasa, atau jumat). Dan yang paling bikin nyesek adalah jadwal ujian selanjutnya paling cepet adalah September. What?? ini kan 3 bulan kemudian?? masa berlaku cuma sampe Desember, masa ujian praktek cuma 2x? gak adil banget dong.. Tapi ini shouganai banget karena pandemi, semua orang merasakan kesulitan yang sama.. Akhirnya saya bersabar saja.

Saya kemudian ke gakkou dan mendaftar program latihan menyetir di arena gakkou sebanyak 3 jam dengan biayanya adalah ¥ 22,000. Gapapa lah saya pikir karena memang “habit” menyetir ala Jepang harus dilatih pakai badan, tidak bisa pakai teori aja. Saya manfaatkan waktu ini untuk memperlancar prosedur belok yang pake nengok2 kiri/kanan super lengkap itu, dan habit habit lainnya (terkait ini akan saya bahas nanti di bawah). Saya juga belajar cara menghindari obstacle, yang mana ini akan jadi perdebatan saya nanti dengan Bapak penguji, wkwkwk.. Di akhir latihan, pelatih saya bilang, “kamu sudah lancar, saya rasa sudah tidak ada masalah lagi, semoga lulus ujiannya”.

Kebetulan sebelum September, saya ke menkyo senta lagi dan minta ganti jadwal dan dapet pengganti Oktober, karena September anak saya mau lahir, udah gitu ada banyak kerjaan dan shuccho. Akhirnya Oktober ujian lagi yang kedua dan gagal lagi. Agak kesel sedikit sich karena kata pengujinya, cara saya menghindari obstacle itu telalu jauh. dia bahkan bilang “日本人はこんなよけかたはないよ”. F#####. (dalam hati saya, gak ada gimana, orang saya latihannya di gakkou sama orang Jepang.. Plis dech) Saat itu saya cuma haik haik aja karena memang ada kesalahan lainnya. (Tenang, saya debat ama Bapak penguji itu di ujian ketiga, bukan disini, wkwkwk). Sempat merenung sich, perasaan kemaren latihan di gakkou dibilangnya udah lancar, kenapa pas ujian ama penguji ada aja yang kurang? Yasudahlah. Pas minta jadwal ujian selanjutnya, jadwalnya udah penuh dan cuma ada di Januari. Whaat?? Artinya saya harus ngulang lagi dari ujian teori dong? aaaaa..

Secara logika, di bulan oktober saya gagal, ya minggu depannya saya datang lagi aja ke tempat ujian minta ujian teori dari awal. Toh gak akan bisa ujian praktek di Januari, dan harus ulang dari teori juga, yaudah secepatnya aja saya ujian lagi. Tapi sayang sekali saudara-saudara, logika orang Jepang memang kadang gak masuk otak saya juga, kata mereka begini “Lho, kamu kan masih punya masa berlaku ini sampai Desember, jadi kamu gak bisa ikut ujian sekarang, hanya boleh setelah Desember ini”. “EEE nande??” “Iya dakara, 12 gatsu made mada yuukou dakara”. WHAT?? jawabannya atarimae banget, kayak kalimat lengkap bahasa Indonesia: Tanya: Apakah anda sudah makan? Jawab: Belum, saya belum makan. Zzzz. Pulang pulang otak saya rada nge-lag. berusaha mencari hikmah dari kehidupan ini. Akhirnya saya temukan alasan untuk berbaik sangka ke mereka, mungkin karena pandemi, mereka gak ingin terlalu banyak peserta ujian, jadi sebisa mungkin mengurangi jumlah peserta ujian pakai cara apapun. Huff.. Mencari2 alasan kadang penting untuk menenangkan hati kita akan absurdnya jalan pikiran orang Jepang ini.

Proses ujian SIM sementara part 2:

Ulang lagi dari ujian teori 50 soal di bulan Januari 2021, dan gak lulus nilai 88 nyesek, wkwkwk. Hajar lagi ujian di minggu selanjutnya akhirnya lulus. Siangnya ujian praktek di arena untuk yang ketiga kalinya. Di ujian kali ini, saya menghindari obstacle dengan cara sedekat dekatnya, mepet tapi gak nabrak. Saya pakai qiyas, klo mau belok kiri kan kita harus pepet jalan ke kiri, supaya tidak ada sepeda di belakang dan jalan sebelah kanan bisa dipakai mobil lain (kita tidak mengambil jalan terlalu banyak). Sayangnya ijtihad saya salah total disini.

Pengujinya bilang, “kamu terlalu mepet di obstacle ini, harusnya kamu jaga jarak dengan obstacle”. Mulai lelah karena salah melulu, akhirnya disini saya protes, “Kemaren saya ujian katanya telalu jauh saya menghidari obstacle ini, sekarang terlalu deket. Jadi seharusnya bagaimana?”, trus dia kaget, “Hah? terlalu jauh? terlalu deket kali, kamu salah denger?”. Saya jawab lagi, “Ie ie ie, tooi sugiru to iwareta yo”. Sempet gak percaya pengujinya lalu dia mulai jawab lagi dengan penjelasan teorinya. Begini katanya: “Obstacle ini, bisa kamu anggap mobil yang parkir. Jadi kamu harus kasih jarak karena ada kemungkinan dia buka pintu. Terus lewati secepatnya. Hoo… (dalem hati saya cuma bisa heran, di gakkou saya diajarkan untuk melewati dengan perlahan, sambil pastikan di sebelah kiri ketika melewati obstacle itu ada anak kecil gak takutnya tiba tiba lompat..). Pada akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa ujian ini bergantung penguji juga. Ada yang interpretasinya harus perlahan, ada yang dipercepat. At least keduanya sepakat bahwa jaga jarak, jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. Yasudahlah, untuk bisa lulus kan kita harus pake interpretasi penguji, bukan pake logika kita ataupun trainer di gakkou. Yasudah saya terima penjelasan dia dan akhirnya pulang.

Datang lagi di ujian selanjutnya. Disini saya lewati obstacle dengan jarak sedang, tapi saya gak mau terlalu cepat tapi gak terlalu lambat juga. Trus pengujinya ngomong gini, “ここは止まる必要はないよ”, lalu saya jawab, ”へえ止まるつもりはないよ”. wkwkwk. Di ujian ini saya udah bete, tapi saya tetep harus jaga composure gak boleh sampe gagal. Selesai ujian dan parkir dia bilang, “ini kamu kurang mepet parkirnya, harusnya deket di garis. “あ、そう”. Gak tau lagi saya mau ngomong apa, awas aja klo gagal lagi dengan alasan gak jelas. Tapi ternyata dia bilang, “goukaku desu.. Nagakatta desune..” HAH?? ngeselin banget komennya, wkwkw.. Tapi saya yang butuh SIM cuma bisa sou desune, arigatou gozaimashita..

Akhirnya saya dapat SIM sementara / kari menkyo dan masa berlakunya sampai September 2021. Seolah olah satu beban terlewati, tapi padahal justru Pace malah meningkat. Bagaimana tidak, dalam 6 bulan saya harus selesaikan latihan di jalan raya 5 hari, kemudian lulus ujian tulis 100 soal, dan ujian praktek di jalan raya yang entah kesalahan apa lagi yang bakal diangkat nanti. Trus, kalo ternyata masa berlaku kari menkyo habis gimana?? ya harus bikin lagi kari menkyonya dari awal? wkwkwk.. Hajar aja lah..

Proses ujian SIM betulan:

Sebelum ujian teori 100 soal, saya latihan dulu menyetir di jalan raya sebanyak 5 kali, dimana sekali latihan adalah 2 jam. Tidak mudah mencari orang yang bisa menemani karena syaratnya harus berumur 3 tahun SIM orang yang mendampinginya. Kebetulan saya ada banyak temen orang Indonesia disini yang umur SIM nya kurang dari 3 tahun, haha.. Akhirnya saya minta tolong temen di kantor saya orang Jepang. Dapatlah saya latihan 5 kali 2 jam = 10 jam. Ini pun saya harus cuti juga sesekali menyesuaikan dengan jadwal suaminya temen kantor saya ini. Satu catatan: saya udah telpon 3 gakkou di Mito, tapi mereka semua tidak punya program untuk latihan nyetir di Jalan raya, atau dengan kata lain, mereka tidak buat program macam ini karena hokennya sulit. Zannen.

Ambillah saya ujian teori 100 soal, nilai pertama adalah 80. Mayan untuk test pertama yang soalnya jauh lebih banyak. Coba lagi yang kedua kali, nilai 88, masih belum lulus. Akhirnya ujian yang ketiga baru saya lulus dan bisa ujian di jalan raya siangnya. Ujian praktek yang pertama ini saya ada banyak banget salahnya sich memang. Ya pas latihan 10 jam juga gak diajarin detail soalnya, karena temen saya orang Jepang yang nemenin juga gak terlalu inget ama teorinya harus gimana. At least, mereka punya feelingnya, jadi mengikuti feeling itu aja. Klo temen orang Indonesia yang nemenin, SIM nya dulu kirikae, jadi teorinya gak terlalu paham, wkwkwk. Yasudah saran2 dari penguji saya ingat baik baik supaya tidak gagal di ujian selanjutnya. Booking untuk ujian selanjutnya sekitar 2 bulan kemudian.

Ujian yang kedua kali mulai muncul konflik disini. Sebelum ujian, jam latihan nyetir saya yang 10 jam itu di cek lagi. Trus dia bilang, “Ini kamu nyetirnya yang tanggal ini sudah tidak diakui karena sudah lewat dari 3 bulan” HAH?? Aturan macam apa itu yang saya sampai luput?? lemes banget saya pas ditunjukin tulisannya ada di kertas peraturannya. Saya gak tau kenapa kok bisa sampe luput.. Akhirnya saya booking jadwal ujian selanjutnya sekitar 1.5 bulan, kemudian dikasih kertas yang untuk latihan 10 jam itu lagi, dan pulang dengan perasaan hampa sambil merenung, kenapa bisa luput sama aturan ini.. Setelah saya ingat2 lagi, akhirnya saya paham kenapa bisa sampai luput, ini karena ketika saya baca peraturan itu, saya dalam keadaan baru dapat kari menkyo, jadi saya pikir syarat harus latihan dalam 3 bulan itu adalah maksudnya setelah dapat kari menkyo, supaya cepet cepet. prosesnya, ternyata yang betul adalah: latihan harus dalam 3 bulan dihitung mundur dari hari kita ambil ujian lagi. Yang masih bikin kesel adalah, saya kan gak dikasi tau pas gagal ujian yang pertama, atau minimal dia ngasih kertas ujiannya lagi kek.. form aplikasi aja dibawa pulang lagi pas gagal, masa form latihan 10 jam gak sekalian dikasih atau diingetin sich.. (pokoknya pengen nyalahin mereka aja lah, wkwkwk). Jadi hati hati bagi anda yang berpikir latihan 10 jam itu cukup, kenyataannya di proses saya adalah tidak cukup. Secara total saya latihan 22 jam lho akhirnya..

Setelah melengkapi jam latihan lagi, akhirnya saya officially ujian praktek di jalan raya untuk yang kedua kalinya. Secara umum kesalahannya sudah berkurang dari yang pertama, tapi masih ada aja yang kurang. Kesalahan paling fatal sich, ketika mau belok agak serong kiri, saya sambil belok pelan gitu dan baru cek spion kiri dan lihat belakang. Kata pengujinya ini telat, pokoknya harus cek kiri dulu baru belok. Kebiasaan ini terbentuk karena selama latihan gak ada yang negur, wkwkwwk.. Trus kesalahan lainnya adalah setelah parkir mundur sebelum jalan maju lagi, saya gak cek ke belakang ada orang atau enggak. (dalem hati, ya ngapain cek, orang kita udah tau gak ada orang kok, wkwwkwk). Tapi gesture itu penting bro, buktikan klo kita memang anzen kakunin. Yasudah pokoknya ujian selanjutnya harus lulus, tekad saya.

Sayangnya takdir berbasa basi dulu ke saya. Waktu mau booking jadwal ujian selanjutnya, ternyata jadwalnya adalah setelah kari menkyo saya kadaluarsa. Eng Ing Eng… Sempet kepikiran mau ambil gakkou ajalah,wkwkwkwk.. Ternyata petuganya bilang, ini kamu bisa diperpanjang kari menkyonya, karena kan corona jadi jadwal ujiannya sedikit. Jadi bisa DIPERPANJANG 6 bulan kari menkyo saya, alhamdulillah.. Sampai point ini saya kayaknya lebih banyak bersyukur aja dech dari pada protes protes melulu bikin pusing sendiri..

Disini saya jadi paham, kenapa di kartu ujian saya dikasih 2 cap, 1: masa berlaku kari menkyo sampai September, 2: masa berlaku lulus ujian teori 100 soal sampai Oktober. Cap ini baru ada maknanya ketika kari menkyo saya bisa diperpanjang. Artinya, kalo saya gagal lagi ujian praktek selanjutnya, dan jadwal booking selanjutnya adalah setelah Oktober, maka saya harus ulang dari ujian teori 100 soal, dan tentunya jangan lupa latihan 10 jam harus dalam periode 3 bulan. Now it make senses. Tapi alhadulillah jadwal ujian saya selanjutnya adalah September akhir. Jadi saya kebayang, ini final shot sebelum saya harus mengulang ujian teori 100 soal. Jangan sampe dech..

Datanglah di ujian praktek ketiga. Pengujinya sama ama yang pas kedua. Pokoknya jangan sampe mengulangi kesalahan yang sama dech, pikir saya. Di jalan alhamdulillah lancar, dan semua kesalahan sebelumnya tidak saya ulangi. Selesai ujian dia cuma bilang, silahkan tunggu di ruang tunggu. EH? jadi lulus apa enggak? dijelasin bener salah gak ada? whaat.. tapi saya inget, jangan jangan ini tandanya lulus, jadi saya sabar2 aja dech jangan kebanyakan protes..Menunggu lah saya di ruang tunggu, sampe si peserta ujian yang terakhir selesai ujian. Ternyata beneran saya lulus.. Dia gak ngomong apa-apa, mungkin gak ikhlas kali yak ngelulusin saya? wkwkwk.. Ah sudahlah terserah aja.. Saya ikuti saja prosenya yaitu di foto dan cetak kartu. Tapi dia bilang, kita masih harus ikut training di gakkou yaitu training tentang emergency treatment dan nyetir di jalan tol. Nanti klo sudah training, kita bisa bawa sertifikatnya ke kantor polisi di kota kita untuk mengambil SIM kita.. Dikasih juga list gakkou se-Ibaraki untuk booking trainingnya. Ada 33 gakkou ternyata se-Ibaraki.

Semula saya pikir mudah mencari gakkou. Saya seleksi berdasarkan tanggal yang saya mau, lokasi deket dari eki, dan secepatnya. Sayang sekali mereka sudah full. Nelpon 2-3 gakkou tapi sudah full kelasnya masih OK, mulai telpon yang ke empat jadi ragu, ini kayaknya susah dapet jadwal dech.. Beneran susah lah.. Mulailah saya tidak picky memilih tempat, saya nelpon sampe 10 tempat tapi gak dapet juga, wkwkwkw… gawat ini, pas nelpon yang kesebelas baru dapet, wkwkwk…

Ikut training tentang emergency dan nyetir di jalan tol seharian. Detailnya nanti saya jelaskan dibawah. Dapat sertifikat. Akhirnya saya bawa sertifikat itu ke kantor polisi, dan akhirnya dapat SIM, alhamdulillah.. Segitu aja dulu dech, biar gak kepanjangan, hehehe..

Tentang Teori Mengemudi Mobil di Jepang

Ujian teori sangat tricky kalimatnya. Saya hanya akan bahas beberapa tips saja karena terlalu banyak klo mesti dijabarkan semuanya.

Saya akan coba jelaskan juga teori tentang emergency treatment.

to be continue

Tentang Praktek Mengemudi Mobil di Jepang

Ada beberapa catatan dan tips agar bisa lulus ujian ini.

Saya akan jelaskan juga tips mengemudi di jalan tol.

to be continue

Kesimpulan

Ada 3 jalur bikin SIM mobil di Jepang, tinggal kita mau pakai jalur apa disesuaikan dengan syarat-syarat yang kita punya. Paling enak adalah dengan jalur kirikae. Kalau anda tinggal di Ibaraki, saran saya ikut gakkou aja klo gak bisa kirikae, wkwk.. Kecuali anda bener2 gak terlalu buru2 butuh SIM, jadi bisa menikmati proses yang panjang nantinya. Klo perlu, sebelum pindah ke Ibaraki, bikin SIM dulu di tempat anda sebelumnya, barangkali lebih mudah prosesnya dibandingkan disini.

Semoga bermanfaat.

Author: ashlih

electrical engineering ITB no gakusei desu

9 thoughts on “Membuat SIM di Jepang

  1. Wedun, panjang bet prosesnya. Selamat ya, akhirnya jadi juga wkwk.
    Awa punya sim dan selalu perpanjang, berarti technically bisa kirikae ya, tp sayangnya gabisa nyetir 😆

  2. Mantappu

    *bagian nyetirin yang atas

  3. Alasan aja itu gak bisa nyetir, gak mau bisa supaya gak nyetir

  4. Kak pas tes tertulisnya itu apakah pake bahasa jepang atau ada pilihan bahasa lain ?

Leave a comment