September end

October 1, 2018 by ashlih 4 Comments

Klo gak salah ada lagu judulnya september end, tapi saya coba ingat2 di kepala kayak apa lagunya gak muncul. Yasudahlah.

Jadi inget dulu pertama kali saya menginjakkan kaki di jepang di september end 2012, anginnya sangat menyejukkan. Tidak panas tapi ada terik matahari. Tidak dingin tapi angin berhembus kencang. Perasaan saat itu campur aduk. Sedih karena meninggalkan keluarga dan sahabat, tapi ada harapan di depan untuk melangkah menyambut cita2. Khawatir karena lingkungan baru, tapi ada kegembiraan menghadapi petualangan. Semua terlihat begitu asing tapi tidak membahayakan. Bagi saya, istilah selamat menempuh hidup baru tidak hanya digunakan kepada org yg baru menikah, tapi saya sematkan juga pada diri saya kala itu.

Perasaan seperti ini sangat jarang saya rasakan, mungkin ketika september end 2012 dan september end 2013 saja karena selanjutnya saya mulai terbiasa dengan kehidupan disini.

Tapi tidak september end 2018 ini. Walaupun kamu sahabatku yang pulang ke indonesia untuk menempuh lembaran hidup baru, saya merasakan betapa kuatnya nuansa september end melanda hati ini. Walaupun kamu yang akan memulai petualangan baru disana, tapi saya merasa kehidupan saya sekarang menjadi baru tanpamu disini. Padahal saya pindah ke propinsi ini 6 bulan lalu, tapi kenapa baru sekarang terasa seperti pindahan sesungguhnya..

Apakah nuansa september end ini membuat saya menjadi lemah? Tidak. This is my source of strength. This feeling. Nuansa ini membuka mata saya lebih lebar bahwa ada sesuatu di depan sana yang harus saya hadapi. Nuansa ini mengasah intuisi saya supaya bisa memilah urusan lebih efisien. Nuansa ini juga melebarkan pikiran saya agar lebih bijak menghadapi kehidupan.

Terima kasih sahabatku atas energi ini. Walaupun tidak semudah dulu, tapi aku yakin kita masih bisa bertemu. Karena ini bukan perpisahan, hanya jalan petualangan kita.

Keep ourself productive, because it is a sign of gratefulness.